5. Pitirim
A Sorokin
5.1 Biografi
Pitirim
Alexandrovich Sorokin lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Ia adalah seorang
akademis dan aktivitas politik di Rusia. Ia bernigrasi dari Rusia ke Amerika
pada tahun 1923. ia mendirikan departemen Sosiologi di Universitas Harvad. Ia
terkenal untuk sumbangannya kepada teori siklus sosial. Di Amerika ia menetap
secara tetap pada tahun 1930 Sorokin adalah Profesor sosiologi di University of
Minnesota (1924-1930) dan Universitas Harvad pada tahun 1930-1955. Tulisan
Sorokin mencakup luasnya luasnya sosiologi. Kontroversial teori proses sosial
dan tipologi historis budaya yang di uraikan dalam dinamika sosial dan
budayadan banyak karya lainnya. Sorokin juga tertarik pada stratifikasi sosial
yang sejarah teori sosiologis, dan perilaku altueristik. Sorokin adalah penulis
buku seperti Krisis usia kita dan power dan moralias.
Karir Sorokin
terganggu karena adanya Revolusi Komunis, hal ini dikarenakan Ia sebagai
pejuang anti komunisme. Ia sempat ditahan dan dijatuhi hukuman mati, yang
kemudian hukuman ersebut di ganti dengan hukuman pembuangan ke Cekoslovakia.
Stetlah beberapa tahun Ia hidup dipengasingan, pada tahun 1924 Ia kemudian
pergi ke Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat,
Sorokin bergabung dengan Universitas Harvard dan kemudian mendirikan Center for Creative Altruism.
5.2
Karya-karya Pitirim A Sorokin
1. Social Cultural and Dynamics (1941),
2. The Crisis of Our Age (1941),
3. Society, Culture and Personality (1947).
a. Teori Siklus Perubahan
Sosial
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya,
dengan menekankan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk
memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga menekankan adanya saling
ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa masyarakat adalah
suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem sosial yang
paling mungkin didasari pada seperangkat arti, nilai, norma hukum yang secara
logis dan konsisten mengatur interaksi antara kepribadian-kepribadian yang ada
didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah dimana kenyataan sosial-budaya
dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2 orang atau lebih.
Sorokin mengemukakan
teori yang berlainan, ia menerima teori siklus seperti hukum fatum ala Oswald
Spengler dalam karya yang berpengaruhnya Der Untergang des Abendlandes (Decline of the West) atau
Keruntuhan Dunia Barat/Eropa. Spengler meramalkan keruntuhan Eropa yang
didasarkan atas keyakinan bahwa gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam. Dalil
Spengler ialah bahwa kehidupan sebuah kebudayaan dalam segalanya sama
dengan kehidupan tumbuhan, hewan, manusia dan alam semesta. Persamaan itu
berdasarkan kehidupan yang dikuasai oleh hukum siklus sebagai wujud darifatum.
Sorokin menilai gerak
sejarah dengan gaya, irama dan corak ragam yang kaya raya dipermudah,
dipersingkat dan disederhanakan sehingga menjadi teori siklus. Sorokin
menyatakan bahwa gerak sejarah menunjukkan fluctuation of age to age, yaitu naik turun, pasang surut,
timbul tenggelam.
Ia menyatakan adanya
cultural universal dan di dalam alam kebudayaan itu terdapat masyarakat dan
aliran kebudayaan. Di alam yang luas ini terdapat 3 tipe yang tertentu, yaitu:
ü
ideational,
mempunyai dasar pemikiran bahwa kenyataan itu bersifat nonmaterial, transenden
dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Dunia dianggap sebagai suatu
ilusi, sementara, dan tergantung pada dunia transenden atau sebagai aspek
kenyataan yang tidak nyata , tidak sempurna, tidak lengkap. Kenyataan adalah
sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan atau nirwana. Kata kunci adalah
kerohanian, ketuhanan, keagamaan, kepercayaan.
ü
Sistem ini terbagi
atas:
· Ideasional asketik, mengurangi kebutuhan duniawi
supaya mudah diserap ke dalam dunia transenden.
· Ideasional aktif, mengurangi kebutuhan duniawi
sekaligus mengubahnya agar selaras dengan dunia transenden.
ü
sensate,
dasar pemikirannya adalah dnia materil yang ada disekitar kita adalah
satu-satunya kenyataan yang ada. Keberadaan kenyataan yang adi insrawi atau
yang trasenden disangkal. Kata kunci adalah serba jasmaniah, mengenai
keduniawian, berpusat pada panca indera.
Sensate
1. Dunia nyata
adalah realitas tertinggi, satu-satunya kenyataan yang ada.
2. Sistem ini terbagi atas:
· Inderawi aktif, usaha aktif utk mengubah dunia fisik
guna memenuhi kepuasan dan kesenangan manusia.
· Inderawi pasif, menikmati kesenangan duniawi tanpa
memperhatikan tujuan jangka panjang.
· Inderawi sinis, pengejaran tujuan duniawi dibenarkan
oleh rasionalisasi idealistic.
ü
perpaduan
antara ideational-sensate,
dasar pemikirannya adalah perpaduan antara kedua hal diatas (Ideational dan
Sensate). Kata kunci adalah suatu kompromis.
Ideational-Sensate
1. Suatu usaha
Kompromis.
2. Sistem ini terbagi
atas:
· Kebudayaan Idealistis, dasar pemikiran antara
ideational dan sensate secara sistematis dan logis saling berhubungan.
· Kebudayaan Ideasional Tiruan, kedua dasar pemikiran
antara ideasional dan sensate saling berlawanan tidak teritegrasi secara
sistematis namun hidup berdampingan.
Tiga jenis kebudayaan adalah suatu cara untuk
menghargai atau menentukan nilai suatu kebudayaan. Menurut Sorokin tidak
terdapat hari akhir seperti pendapat Agustinus, tidak ada pula kehancuran
seperti pendapat Spengler. Ia hanya melukiskan perubahan-perubahan dalam tubuh
kebudayaan yang menentukan sifatnya untuk sementara waktu.
Apabila sifat ideational dipandang lebih tinggi dari
sensate dan sifat idealistic ditempatkan diantaranya, maka terdapat gambaran
naik-turun, timbul-tenggelam dan pasang-suruta dalam gerak sejarah tidak
menunjukkan irama dan gaya yang tetap dan tertentu. Sorokin dalam menafsirkan
gerak sejarah tidak mencari pangkal gerak sejarah atau muara gerak sejarah, ia
hanya melukiskan prosesnya atau jalannya gerak sejarah.
Sorokin mengemukakan 3
kemungkinan penjelasan mengenai perubahan sosiokultural. Pertama, perubahan
mungkin diakibatkan faktor eksternal terhadap sistem sosiokultural. Kedua,
teori keabdian. Perubahan terjadi karena faktor internal yang ada didalam
sistem itu sendiri. Sistem itu sendirilah yang bersifat berubah: “sistem tak
dapat membantu perubahan, meskipun semua kondisi eksternal tetap”. Ketiga,
mencari penyebab perubahan baik pada faktor internal maupun eksternal.
Ia menandaskan setiap sistem
sosiokultural tertentu jelas akan mengalami perubahan akibat aktivitasnya
sendiri: setiap sistem yang hidup dan aktif, slalu berubah. Di tahun 1941 ia
menulis: “krisis kemanusiaan bukanlah diciptakan Hitler, Stalin Mussolini,
krisis yang sudah ada itulah yang menciptakan mereka menjadi alatnya dan
menjadi bonekanya.
Kelemahan utama
sorokin adalah kurangnya perhatian pada faktor sosial-psikologis. Peran manusia
dalam membentuk masa depannya sedikit sekali dalam sistem berfikir Sorokin.
Tetapi, penekannya pada pemahaman antar hubungan fenomena sosial yang mengalami
perubahan, dan pemahamannya terhadap metodologi ilmiah yang benar, membantu
kita dalam studi untuk memahami perubahan sosial.
Ø Akibat perubahan sosial
Perubahan sosial yang diinginkan masyarakat ke arah
kestabilan, bukan sekedar berubah yang hasilnya mungkin lebih baik
situasinya, tetapi mungkin juga lebih jelek yang terjadi. Maka jawaban
akhir dari perubahan sosial, sintesanya adalah aktualisasi masyarakat yang
stabil dalam situasi ekonomi, budaya, politik yang lebih baik. Stabil jauh
dan kacau balau (chaotic), mungkin berupa tindakan tegas, hukum yang
ketat, namun dapat dan masyarakat dalam membangun. Sehingga diperlukan wujud
perencanaan yang mantap, tajam dan dalam jangka waktu lama
0 komentar:
Posting Komentar