Tokoh dan Pencetus Teori Sosiologi

Sabtu, 25 Oktober 2014

5.     Pitirim A Sorokin

5.1 Biografi
Pitirim Alexandrovich Sorokin lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Ia adalah seorang akademis dan aktivitas politik di Rusia. Ia bernigrasi dari Rusia ke Amerika pada tahun 1923. ia mendirikan departemen Sosiologi di Universitas Harvad. Ia terkenal untuk sumbangannya kepada teori siklus sosial. Di Amerika ia menetap secara tetap pada tahun 1930 Sorokin adalah Profesor sosiologi di University of Minnesota (1924-1930) dan Universitas Harvad pada tahun 1930-1955. Tulisan Sorokin mencakup luasnya luasnya sosiologi. Kontroversial teori proses sosial dan tipologi historis budaya yang di uraikan dalam dinamika sosial dan budayadan banyak karya lainnya. Sorokin juga tertarik pada stratifikasi sosial yang sejarah teori sosiologis, dan perilaku altueristik. Sorokin adalah penulis buku seperti Krisis usia kita dan power dan moralias.


Karir Sorokin terganggu karena adanya Revolusi Komunis, hal ini dikarenakan Ia sebagai pejuang anti komunisme. Ia sempat ditahan dan dijatuhi hukuman mati, yang kemudian hukuman ersebut di ganti dengan hukuman pembuangan ke Cekoslovakia. Stetlah beberapa tahun Ia hidup dipengasingan, pada tahun 1924 Ia kemudian pergi ke Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat, Sorokin bergabung dengan Universitas Harvard dan kemudian mendirikan Center for Creative Altruism.

5.2 Karya-karya Pitirim  A Sorokin
1.      Social Cultural and Dynamics (1941),
2.      The Crisis of Our Age (1941),
3.      Society, Culture and Personality (1947).
a. Teori Siklus Perubahan Sosial
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya, dengan menekankan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga menekankan adanya saling ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa masyarakat adalah suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem sosial yang paling mungkin didasari pada seperangkat arti, nilai, norma hukum yang secara logis dan konsisten mengatur interaksi antara kepribadian-kepribadian yang ada didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah dimana kenyataan sosial-budaya dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2 orang atau lebih.
Sorokin mengemukakan teori yang berlainan, ia menerima teori siklus seperti hukum fatum ala Oswald Spengler dalam karya yang berpengaruhnya Der Untergang des Abendlandes (Decline of  the West) atau Keruntuhan Dunia Barat/Eropa. Spengler meramalkan keruntuhan Eropa yang didasarkan atas keyakinan bahwa gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam. Dalil Spengler ialah bahwa kehidupan sebuah kebudayaan  dalam segalanya sama dengan kehidupan tumbuhan, hewan, manusia dan alam semesta. Persamaan itu berdasarkan kehidupan yang dikuasai oleh hukum siklus sebagai wujud darifatum.
Sorokin menilai gerak sejarah dengan gaya, irama dan corak ragam yang kaya raya dipermudah, dipersingkat dan disederhanakan sehingga menjadi teori siklus. Sorokin menyatakan bahwa gerak sejarah menunjukkan fluctuation of age to age, yaitu naik turun, pasang surut, timbul tenggelam.
Ia menyatakan adanya cultural universal dan di dalam alam kebudayaan itu terdapat masyarakat dan aliran kebudayaan. Di alam yang luas ini terdapat 3 tipe yang tertentu, yaitu:
ü ideational, mempunyai dasar pemikiran bahwa kenyataan itu bersifat nonmaterial, transenden dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Dunia dianggap sebagai suatu ilusi, sementara, dan tergantung pada dunia transenden atau sebagai aspek kenyataan yang tidak nyata , tidak sempurna, tidak lengkap. Kenyataan adalah sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan atau nirwana. Kata kunci adalah kerohanian, ketuhanan, keagamaan, kepercayaan.
ü  Sistem ini terbagi atas:
·       Ideasional asketik, mengurangi kebutuhan duniawi supaya mudah diserap ke dalam dunia transenden.
·       Ideasional aktif, mengurangi kebutuhan duniawi sekaligus mengubahnya agar selaras dengan dunia transenden.

ü sensate, dasar pemikirannya adalah dnia materil yang ada disekitar kita adalah satu-satunya kenyataan yang ada. Keberadaan kenyataan yang adi insrawi atau yang trasenden disangkal. Kata kunci adalah serba jasmaniah, mengenai keduniawian, berpusat pada panca indera.
Sensate
1.  Dunia nyata adalah realitas tertinggi, satu-satunya kenyataan yang ada.
2. Sistem ini terbagi atas:
·       Inderawi aktif, usaha aktif utk mengubah dunia fisik guna memenuhi kepuasan dan kesenangan manusia.
·       Inderawi pasif, menikmati kesenangan duniawi tanpa memperhatikan tujuan jangka panjang.
·       Inderawi sinis, pengejaran tujuan duniawi dibenarkan oleh rasionalisasi idealistic.

ü perpaduan antara ideational-sensate, dasar pemikirannya adalah perpaduan antara kedua hal diatas (Ideational dan Sensate). Kata kunci adalah suatu kompromis.
Ideational-Sensate
1.      Suatu usaha Kompromis.
2.      Sistem ini terbagi atas:
·       Kebudayaan Idealistis, dasar pemikiran antara ideational dan sensate secara sistematis dan logis saling berhubungan.
·       Kebudayaan Ideasional Tiruan, kedua dasar pemikiran antara ideasional dan sensate saling berlawanan tidak teritegrasi secara sistematis namun hidup berdampingan.
Tiga jenis kebudayaan adalah suatu cara untuk menghargai atau menentukan nilai suatu kebudayaan. Menurut Sorokin tidak terdapat hari akhir seperti pendapat Agustinus, tidak ada pula kehancuran seperti pendapat Spengler. Ia hanya melukiskan perubahan-perubahan dalam tubuh kebudayaan yang menentukan sifatnya untuk sementara waktu.
Apabila sifat ideational dipandang lebih tinggi dari sensate dan sifat idealistic ditempatkan diantaranya, maka terdapat gambaran naik-turun, timbul-tenggelam dan pasang-suruta dalam gerak sejarah tidak menunjukkan irama dan gaya yang tetap dan tertentu. Sorokin dalam menafsirkan gerak sejarah tidak mencari pangkal gerak sejarah atau muara gerak sejarah, ia hanya melukiskan prosesnya atau jalannya gerak sejarah.
Sorokin mengemukakan 3 kemungkinan penjelasan mengenai perubahan sosiokultural. Pertama, perubahan mungkin diakibatkan faktor eksternal terhadap sistem sosiokultural. Kedua, teori keabdian. Perubahan terjadi karena faktor internal yang ada didalam sistem itu sendiri. Sistem itu sendirilah yang bersifat berubah: “sistem tak dapat membantu perubahan, meskipun semua kondisi eksternal tetap”. Ketiga, mencari penyebab perubahan baik pada faktor internal maupun eksternal.
Ia menandaskan setiap sistem sosiokultural tertentu jelas akan mengalami perubahan akibat aktivitasnya sendiri: setiap sistem yang hidup dan aktif, slalu berubah. Di tahun 1941 ia menulis: “krisis kemanusiaan bukanlah diciptakan Hitler, Stalin Mussolini, krisis yang sudah ada itulah yang menciptakan mereka menjadi alatnya dan menjadi bonekanya.
Kelemahan utama sorokin adalah kurangnya perhatian pada faktor sosial-psikologis. Peran manusia dalam membentuk masa depannya sedikit sekali dalam sistem berfikir Sorokin. Tetapi, penekannya pada pemahaman antar hubungan fenomena sosial yang mengalami perubahan, dan pemahamannya terhadap metodologi ilmiah yang benar, membantu kita dalam studi untuk memahami perubahan sosial.
Ø Akibat perubahan sosial
Perubahan sosial yang diinginkan masyarakat ke arah kestabilan, bukan sekedar berubah yang hasilnya mungkin lebih baik situasinya, tetapi mungkin juga lebih jelek yang terjadi. Maka jawaban akhir dari perubahan sosial, sintesanya adalah aktualisasi masyarakat yang stabil dalam situasi ekonomi, budaya, politik yang lebih baik. Stabil jauh dan kacau balau (chaotic), mungkin berupa tindakan tegas, hukum yang ketat, namun dapat dan masyarakat dalam membangun. Sehingga diperlukan wujud perencanaan yang mantap, tajam dan dalam jangka waktu lama


0 komentar:

Posting Komentar