3.
Herbert Spancer
3.1
Biografi
Spencer
adalah seorang yang berkebangsaan Inggris yang lahir di Derby, pada tanggal 27
April tahun 1820. Sejak awal ia menerima pendidikan klasik dalam lingkungan
keluarga yang dikenal sebagai keluarga pembangkang. Latar belakang keilmuan
Spencer sebenarnya bukan dari seni humaniora, tetapi di bidang teknik dan
bidang utilitarian. Tahun 1837 ia mulai bekerja sebagai seorang insinyur sipil
jalan kereta api, jabatan yang di pegangnya hingga tahun 1846. Kemudian pada
tahun 1848 Spencer di tunjuk sebagai redaktur majalah The Economist pada
kesempatan ini ide-ide briliannya mulai mantap.
selama
Spencer mulai menulis ia mengalami insomnia. Kondisi kejiwaan inilah yang
membuat dirinya tidak bisa tidur dan selang beberapa tahun berikutnya masalah
mental dan fisiknya semakin bertambah parah. Spencer kemudian mengalami
gangguan syaraf sepanjang sisa hidupnya. Iapun memilih berhenti bekerja dan
memilih menjalani hidupnya sebagai seorang sarjana. Kerena itu ia tidak pernah
meraih gelar kesarjanaan universitas terlebih lagi mendapatkan posisi akademis.
Oleh karena sifatnya yang semakin tertutup. Ditambah lagi penyakit fisik dan
mental yang menggerogotinya menyebabkan produktivitasnya semakin menurun.
Kendati demikian, kemasyuran Spencer, bukian hanya di Inggris tetapi juga
mencapai dunia internasional halitu terbukti pada beberapa keryanya yang
diantaranya, Social Statics,First Principle, Study of Sociology, dan
Descriptive Sociology.
Namun,
nasib mujur tidak selamanya berpihak pada Spencer. Sifatnyayang keras dan nggan
membaca karya orang lain menyebabkan kerusakan intelektualnya. Karakter tokoh
yang satu ini tampaknya memimiliki kesamaan dengan tokoh sosiologi Auguste
Comte yang juga mengalami gangguan otak. Prinsi yang melatarbelakangi kengganan
membaca karya orang lain, karena Spencer telah merasa menjadi seorang pemikir
sepanjang masa. Menurutnya, dengan membaca sebanyak apa yang telah di baca
orang lain maka menyebabkan dirinya hanya mengetahui sedikit dari apa yang
diketahui oleh kebanyakan orang.
Hal
ini sangat menarik untuk dipertanyakan kepada sosok penulis yang tidak pernah
membaca karya sarjana lain. Darimana asal gagasan dan pemahamannya? Bukankah
mengutip karya sebelumnya juga merupakan ciri dari ilmu pengetahuan? Soal ini
Spencer memiliki jurus pamungkas tersendiri. Pasalnya ide-idenya muncul tanpa
disengaja dan melalui proses intuitif. Menurut Spencer gagasan muncul secara
bertahap, sedikit demi sedikit secara rendahati tanpa disengaja atau pun upaya
keras. Intuisi dianggapnya justru lebih efektif, jika dibandingkan dengan upaya
lainnya seperti berpikir dan belajar tekun.
Lagi-lagi
Spencer menderita, ia tetap saja alergi membaca dengan serius karya orang lain.
Kalaupun ia membaca karya orang lain, hanya semata-mata untuk menemukan pembenaran
untuk pendapatnya saja. Lebih dari itu iapun mengabaikan gagasan orang lain
yang tidak mengakui gagasannya. Egoisme Spencer atas aturan main ilmu
pengetahuan memnyebabkan dirinya menghasilkan sejumlah gagasan kasar. Sampai
akhir hidupnya pun (8 Desember 1903) ia masih meninggalkan pernyataan yang
belum di buktikan kjebenarannya, sebut saja misalnya idenya tentang evolusi
kehidupan manusia. Arogansi intelektual itu menggirng sosiolog da abad ke-20
menolak gagasannya,lalu menggantinya dengan riset ilmiah
3.2
Asumsi Herbert spancer
Masyarakat sebagai Organisme Sosial
Teori
Spencer sangat banyak berhubungan dengan tipe evolusi organik, sebagaimana
halnya teori Comte tentang pembagian masyarakat manjadi masyarakat statis dan
masyarakat dinamis. Sebagai seorang yang individualis pandangan Spencer
terhadap masyarakat tampaknya dipengaruhi oleh revolusi industri dan ekspansi
ekonomi, dari perspektif teori evolusi Darwin. Seperti halnya Comte, Herbert
Spencer juga mengkaji masyarakat dengan menggunakan perspektif organik. Mereka
adalah tokoh evolusionis yang menekankan gamabaran tentang masyarakat sebagai
suatu organisme keseluruhan lebih dari hanya sekedar jumlah
bagian-bagiannya. Dan hanya dapat di
mengerti sebagai suatu totalitas, dengan kata lain organ-organ dalam organisme
sosial yang meliputi individu-individu kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga
ikut memberi sumbangan bagi terpeliharanya konsensus sosial atau keteraturan
sosial.
Spencer
dengan analogi organiknya menyebut masyarakat sebagai suatu keseluruhan yang
mempunyai individualitasnya sendiri karena ada hubungan permanen antara
komponen-komponen tersendiri. Sebagaimana organisme biologis yang mempunyai
struktur, masyarakat juga seperti demikian, dan sebagaimana halnyadengan
organisme biologi menjadi bertambah besar dan kompleks,maka begitu pula dengan
keadaan masyarakat. Anologi ini diformulasi sedemikian rupa dengan melihat
masyarakat primitif sebagai organisme yang bersahaja dan masyarakat kompleks
memiliki bagian-bagian yang sama dengan suatu organisme yang kompleks. Keduanya
memiliki kebutuhan dan cara dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Dalam
analogi organik itu, Spencer begitu yakin terhadap masyarakat sebagai organisme
dengan menggunakan dasar pemikiran dari ilmu organisme hidup (biologi).dalam
menguraikan organisme masyarakat.dengan menjamin analogi biologi, Spencer
memandang bahwa setiap masyarakat memiliki sistem peraturan yang berupa
pemerintah dan militer, sistem distribusi yang meliputi perniagaan dan
komunikasi dan sistem penopang sebagaimana fungsi ekonomi. Sirkulasi sistem ini
pada dasrnya terdapat dalam suatu organisme biologis. Inilah dasar pemikiran
aliran organisme sosial bagi tokoh sosiologi yang melihat konsepsi mayarakat
layaknya seperti organisme hidup. Dengan kata lain terdapat persamaan antara
organisme biologis dan masyarakat sebagai organisme sosial.
Kendati
antara organisme biologis dengan organisme sosial memiliki kesamaan, tetapi
menurut Spencer masyarakat bukanlah organisme biologis yang utuh. Keseluruhan
sosial bukanlah keseluruhan yang utuh seperti organisme individual, karena
dalam keseluruhan sosial, setiap komponen terpencar. Suatu hal yang paling
mendasar adalah dalam organisme biologis kesadaran dipusatkan pada otak,
sedangkan dalam masyarakat kesadaran itu terpencar pada individu secara
terpisah. Olehkarena itu dalam analisinya mengenai masyarakat sebagai
suatuorganisme hidup. Antara masyarakat dan organisme hidupmemiliki ciri-ciri
yang relati sama yakni memiliki 5 aspek.
Lima
aspek itu diantaranya:
1. Masyarakat
maupun organisme hidup sama-sama mengalami pertumbuhan.
2. Karena
adanya pertumbuhan maka struktur tubuh sosial maupun tubuh organisme mengalami
pertumbuhan pula.
3. Tubuh
organisme biologis dan organisme sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu.
4. Baik
organisme biologis maupun organisme sosial apabila mengalami perubahan pada
suatu bagian, maka akan menyebabkan perubahan pada bagian yang lainnya.
5. Masing-masing
bagian salaing berkaitan yang merupakan suatu struktur mikro yang dapat
dipelajari secara terpisah.
a. Evolusi
Sosial
Salah
satu perhatian Spencer adalah berusaha menemukan proses evolusi sosial melalui
masyarakat secara historis dan sosiologis. Sebagaimana telah dikatakan
sebelumnya bahwa pemikiran Spencer banyak di pengaruhi oleh Darwin, dengan demikian
prinsip-prinsip kajiannya tentang evolusi masyarakat ia menggunakan pendekatan
evolusi biologis atau disebut pula pendekatan organik. Pada dasarnya karya
Spencer tidak memiliki perbedaan secaraekstrem dengan karya tokoh lainnya,
khusunya Comte. Tetapi ia mengembangkanya dengan menyatakan bahwa masyarakat
dapat diatur dalam suatu susunan mengikuti beberapa ukuran sederhana.
Analisa
kejian Spencer tentang masyarakat di dasarkan pada suatu hukum evolusinyang
berlaku di seluruh dunia. Menurut Spencer proses evolusi tidaklah harus selalu
mengikuti garis lurus. Proses tersebut menimbulkan perubahan, baik kemunduran (
regres) maupun kemajuan (progres), tergantung dari kondisi-kondisi yang
memungkinkannya.evolusi tidak mengandung implikasi suatu kecenderungan laten
untuk maju dimanapun hukum ini beroprasi. Tidak ada gerak naik yang seragam
dari rendah ke tinggi, tetapi hanya ada penciptaan suatu bentuk sewaktu-waktu
yang disebabkan oleh kecocokan dengan kondisi-kondisi yang lebih kompleks,
maupun untuk bertahan lebih lama dalam kehidupan yang beraneka ragam. Dengan
demikian, maka ditinggalkanlah bentuk-bentuk lain yang kurang berkembang karena
kurang sesuai, dan bentuk-bentuk itu tetap berada dalam keterasingan atau
semakin mundur.
Hal
ini menunjukan bahwa semua kenyataan dalam masyarakat mengalami peralihan dari
homogenitas yang tidak terpadu dan tidak pasti ke heterogenitas yang terpadu
dan pasti. Realitas yang penting dan sederhana untuk di pahami sebagai contoh
dalam proses evolusi sosial adalah peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan ini
tergantung pada ketersediaan makanan dan kesemptan yang tersedia dalam
lingkungan. Pertumbuhan bukan hanya saja merupakan akibat dari kelebihan
kelahiran, melainkan pula dapat timbul dari penggabungan satuan-satuan sosial
yang disertai dengan diferensiasi Struktural.
Perhatiannya
tentang evolusi sosial mendorong Spencer (Siahaa, 1986) mengajukan empat pokok
penting dalam sistem evolusi umum, yaitu diantaranya:
1. Ketidak
stabilan yang homogen. Setiap homogenitas akan semakin berubah dan membesar dan
akan kehilangan homogenitasnya karena setiap kejadian tidaksama besar.
2. Berkembangnya
faktor yang berbeda-beda. Perkembengan bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya
merupakan batas dari suatu keseimbangan. Yaitu suatu keadaan yang seimbang yang
berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang lain.
3. Kecenderungan
terhadap adanya bagian-bagianyang berbeda-beda dan terpilah-pilah. Melalui
bentuk-bentuk pengelompokan atau segregasi.
4. Adanya
batas final dari semua proses evolusi di dalam suatu keseimbangan akhir.
Dengan
demikian evolusi sosial dapat ditandai dengan melalui terbentuknya
begian-bagian yang dapat dibedakan, dan demikian dapat dikenaldengan jelas
karakteristiknya.secara keseluruhan masing-masing bagian memiliki fungsi yang
berbeda. Jadi, peningkatan struktur berlangsung secara simultan dengan
spesialisasi sesuai dengan fungsi pada masing-masing bagian. Oleh karena
masing-masing bagain saling berfungsi satu sama lain, maka bagian-bagian
tersebut saling bergantung pula. Tumbuhnya hubungan yang saling ketrgantungan
menyebabkan terciptanya integrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses
evolusi terhadap tiga aspek yang terjadi, yaitu diferensiasi struktural,
spesialisasi fungsional dan integrasi yang meningkat. Struktur bagian-bagian
atau sistem-sistem bagian yang timbul dalam proses evolusi sosial terdiri atas
tiga sistem yaitu:
1. Sistem
penopang
Sistem penopang
berfungsiuntuk mencukupi keperluan-keperluan demi terciptanya ketahanan hidup,
dengan kata lain sistem penopang memperoduksi keperluan hidup secara
besar-besaran sehingga, masyarakat dapat terus melanjutkan proses kehidupannya.
Dalam sistem penopang, produksi makanan dibedakan misalnya kerajinan. Sistem
ini mengembangkan diridalam hubungan timabal balik dengan lingkungan an
organis.
2. Sistem
pengaturan
Sistem pengaturan
berfungsi dalam memelihara hubungan dengan masyarakat lainnya dan mengatur
hubungan intern. Sistem pengaturan terdiri atas para pemimpin yang secara rinci
tersebar dalam sistem-sistem pengatur politik, militer dan sistem pengatur
keagamaan.
3. Sistem
pembagi
Sistem ini berfungsi
untuk mengangkuyt barang-barang dari suatu sitem ke sistem lain.
Singkatnya, proses evolusi sosial dapat dilihat
dengan jelas pada tngkat aspek perubahan, yaitu adanya peralihan dari
homogenitas ke heterogenitas yang tampak dari diferensiasi struktural dan
spesialisasi fungsional. Atau peralihan dari tidak adanya perpaduan ke
terjadinya perpaduan yang merupakan proses interdependensi dan integrasi yang
semakin meningkat. Kemudian, dari yang tidak tentu ke yang tentu dapat dikenali
dari kenyataan dimana semakin banyak ketentuanyang lebih cermat dalam bentuk hukum-hukum
dan peraturan-peraturan.
b. Tipe
Masyarakat
Sejalan
dengan pembahasan tentang evolusi sosial, maka dalam proses evolusi, perlu
diketahui mengenai tipe-tipe masyarakat yang bersangkutan karena menurt Spencer
evolusi terjadi sesuai dengan tipe- tipe mayarakat. Tipologi masyarakat yang
dikembangkan oleh Spencer meliputi masyarakat yang di dasarkan pada bentuk
ukuran, yaitu masyarakat sederhana dan masyarakat majemuk. Berdasar perkembangan masyarakat ia membagi
masyarakat ke dalam masyarakat primitif, masyarakat militer dan masyarakat
industri.
Masyarakat
sederhanayang dimaksud oleh Spencer adalah masyarakat yang terdiri atas satu
kesatuan kerja yang tunggal dan tidak tunduk pada pihak lain, bagian-bagiannya
saling bekerjasama tanpa adanya pusat yang mengatur. Masyarakat sederhana tidak
memiliki pimpinan secara tetap. Hidup bersifat nomaden, separuh menetap atau
menetap pada suatu tempat tertentu. Sedangkan masyarakat majemuk adalah
masyarakat dimana setiap satu kelompok sosial memiliki seorang ketua tertinggi.
Pada masyarakat majemuk kehidupannya lebih bersifat menetapdan memiliki
berbagai corakpemerintahan yang tunduk pada pemerintah yang lebih tinggi. Dalam
masyarakat primitif dapat dikatakan belum terjadi diferensiasi dan spesialisasi
fungsional. Dengan demikian, belum terdapat pembagian kerja secar kompleks
berdasarkan spesifikasi keahlian yang dimiliki, tetapi masih bersifat homogen.
Pekerjaan dilakukan secara bersama-sama dan spontan atas dasar hubungan
kekeluargaan . begitu pula dengan hubungan-hubungan kekuasaan yang belum jelas.
Amsyarakat pada tipe ini masih tergantung pada lingkungan karena belum memiliki
teknologi untukmengubah alam.
Dalam
pandangan ini evolusi mengakibatkan individualisasi yang dapat dirasakan dengan
kurangnya campur tangan pemerintah. Kebebbasan dan nilai toleransi menjadi
salah satu hal yang sangat pokok dan menjadi nilai sentraldalam masyarakat ini.
Dengan demikian terjadilah konsensus tentang nilai-nilai sentral dan
nilai-nilai utama yang didasarkan pada penerimaan aturan main secara ilmiah
dengan prinsip kehidupan pribadi yang tidak dapat di intervensi secara
berlebihan oleh siapapun. Oleh karena masyarakat semakin memegang teguh prinsip
individualisme, maka hubungansaling ketergantungan menjadi semakin
meningkatkarena hubungan kerja dilakukan atas dasar keahlian yang dimiliki.
0 komentar:
Posting Komentar